Ayat – Ayat Cinta = Ayat – Ayat Setan


Bismillahirahmanirahim…Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…salam ya akhi ya ukhti…semoga keselamatan, hidayah, perlindungan, dan limpahan rezeki selalu tercurah buat antum sekalian…amma ba’du

ana disini berbicara bukan dalam rangka menjatuhkan seseorang atau berlagak paling pintar karena ana sadar posisi ana sebagai Thalabul Ilmi (penuntut ilmu), ana juga sadar sebagai orang tidak lepas dari dosa…tulisan ini ana muat karena ana prihatin dilingkungan ana baik dikantor maupun teman2 ana tersebar paham bahwa film ayat-ayat cinta adalah film dakwah mengenai islam. ya akhi ya ukhti…jangan tertipu dengan iklan, bahkan yang ana tau – wallohu ta’alam – pembuat filmnya sendiri menyatakan bahwa film ayat-ayat cinta bukan dakwah islam. ana sendiri gak bisa menjabarkan seperti apa film tersebut karena ana tidak menontonnya. yang ana pusatkan pada hal2 yang ana tau saja secara Al yaqin. misalnya jika memang film ayat-ayat cinta adalah dakwah islam yang benar bukan dakwah setan durjana maka didalam film tersebut tidak boleh ada wanita yang bukan mahrom bercampur baur dengan laki2 yang bukan mahrom, tidak boleh ada wanita yang berpakaian ketat, atau bahkan – berdasarkan cerita –  katanya ada adegan percintaan antara pemeran utama pria dengan pemeran utama wanita setelah akad nikah – bukankah sudah jelas berdasarkan logika semata? bahwa yang dipertontonkan adalah zina? kenapa? karena kedua pemeran itu bukan mahrom, keduanya tidak ada nasab secara hukum; yaitu akad nikah, yang menghalalkan keduanya bersentuhan tubuh.pernikahan dalam film adalah palsu semata…bahkan walaupun keduanya suami istri secara haq, tidak dibenarkan untuk memperlihatkan secara vulgar adegan percintaan didepan orang lain, karena bisa menimbulkan fitnah semata. tidak perlu dijelaskan secara hadis mengenai itu, sedangkan jika dengan hadis maka bersandarkan pada perkara paling ringan yaitu berjabat tangan dengan lawan jenis yang bukan mahrom pun amat sangat terlarang – zina;haram – berdasarkan riwayat Berjabat tangan telah jelas kebaikannya. Namun bagaimana kalau laki-laki dan perempuan yang bukan mahram saling berjabat tangan, apakah suatu kebaikan pula? Tentu saja tidak!!! Walaupun menurut perasaan masyarakat kita, tidaklah beradab dan tidak punya tata krama sopan santun, bila seorang wanita diulurkan tangan oleh seorang lelaki dari kalangan karib kerabatnya, lalu ia menolak untuk menjabatnya. Dan mungkin lelaki yang uluran tangannya di-”tampik” itu akan tersinggung berat. Sebutan yang jelek pun akan disematkan pada si wanita. Padahal si wanita yang menolak berjabat tangan tersebut melakukan hal itu karena tahu tentang hukum berjabat tangan dengan laki-laki yang bukan mahramnya.
Rasul yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai qudwah kita, tak pernah mencontohkan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahramnya. Bahkan beliau mengharamkan seorang lelaki menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Beliau pernah bersabda:
لَأَنْ يُطْعَنَ فِي رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Kepala salah seorang ditusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabir 20/210 dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, lihat Ash-Shahihah no. 226)
Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu berkata, “Dalam hadits ini ada ancaman yang keras bagi lelaki yang menyentuh wanita yang tidak halal baginya. Dan juga merupakan dalil haramnya berjabat tangan dengan para wanita, karena jabat tangan tanpa diragukan masuk dalam pengertian menyentuh. Sungguh kebanyakan kaum muslimin di zaman ini ditimpa musibah dengan kebiasaan berjabat tangan dengan wanita (dianggap sesuatu yang lazim, bukan suatu kemungkaran, -pent.). Di kalangan mereka ada sebagian ahlul ilmi, seandainya mereka mengingkari hal itu hanya di dalam hati saja, niscaya sebagian perkaranya akan menjadi ringan, namun ternyata mereka menganggap halal berjabat tangan tersebut dengan beragam jalan dan takwil. Telah sampai berita kepada kami ada seorang tokoh besar di Al-Azhar berjabat tangan dengan para wanita dan disaksikan oleh sebagian mereka. Hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita sampaikan pengaduan dengan asingnya ajaran Islam ini di tengah pemeluknya sendiri. Bahkan sebagian organisasi-organisasi Islam berpendapat bolehnya jabat tangan tersebut. Mereka berargumen dengan apa yang tidak pantas dijadikan dalil, dengan berpaling dari hadits ini4 dan hadits-hadits lain yang secara jelas menunjukkan tidak disyariatkan jabat tangan dengan kaum wanita non-mahram.” (Ash-Shahihah, 1/448-449)
Dalam membaiat para shahabiyyah sekalipun, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menjabat tangan mereka5. ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha istri beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan:
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمْتَحِنُ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ بِهَذِهِ اْلآيَةِ بِقَوْلِ اللهِ تَعَالَى {ياَ أيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ} إِلَى قَوْلِهِ {غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ} قَالَ عُرْوَةُ: قَالَتْ عَائِشَةُ: فَمَنْ أَقَرَّ بِهَذَا الشَّرْطِ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ، قَالَ لَهَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ باَيَعْتُكِ؛ كَلاَمًا، وَلاَ وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُهُ يَدَ امْرَأَةٍ قَطُّ فِي الْمُبَايَعَةِ، مَا يبُاَيِعُهُنَّ إِلاَّ بِقَوْلِهِ: قَدْ باَيَعْتُكِ عَلَى ذَلِكَ
Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menguji kaum mukminat yang berhijrah kepada beliau dengan firman Allah ta’ala: “Wahai Nabi, apabila datang kepadamu wanita-wanita yang beriman untuk membaiatmu….” Sampai pada firman-Nya: “Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.” Urwah berkata, “Aisyah mengatakan: ‘Siapa di antara wanita-wanita yang beriman itu mau menetapkan syarat yang disebutkan dalam ayat tersebut’.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata kepadanya, “Sungguh aku telah membaiatmu”, beliau nyatakan dengan ucapan (tanpa jabat tangan).” ‘Aisyah berkata, “Tidak, demi Allah! Tangan beliau tidak pernah sama sekali menyentuh tangan seorang wanita pun dalam pembaiatan. Tidaklah beliau membaiat mereka kecuali hanya dengan ucapan, “Sungguh aku telah membaiatmu atas hal tersebut.” (HR. Al-Bukhari no. 4891 dan Muslim no. 4811)
Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullahu berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaiat mereka hanya dengan mengucapkan “Sungguh aku telah membaiatmu”, tanpa beliau menjabat tangan wanita tersebut sebagaimana kebiasaan yang berlangsung pada pembaiatan kaum lelaki dengan menjabat tangan mereka.” (Fathul Bari, 8/811)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullahu menyatakan bahwa hadits ini menunjukkan tidak bolehnya menyentuh kulit wanita ajnabiyyah (non mahram) tanpa keperluan darurat, seperti karena pengobatan dan hal lainnya bila memang tidak didapatkan dokter wanita yang bisa menanganinya. Karena keadaan darurat, seorang wanita boleh berobat kepada dokter laki-laki ajnabi (bukan mahram si wanita). (Al-Minhaj, 13/14)
Umaimah bintu Ruqaiqah berkata: “Aku bersama rombongan para wanita mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk membaiat beliau dalam Islam. Kami berkata, “Wahai Rasulullah, kami membaiatmu bahwa kami tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, tidak akan mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kami, tidak melakukan perbuatan buhtan yang kami ada-adakan di antara tangan dan kaki kami, serta kami tidak akan bermaksiat kepadamu dalam perkara kebaikan.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesuai yang kalian mampu dan sanggupi.” Umaimah berkata, “Kami berucap, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih sayang kepada kami daripada sayangnya kami kepada diri-diri kami. Marilah, kami akan membaiatmu6 wahai Rasulullah!’.” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata:
إِنِّي لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ، إِنَّمَا قَوْلِي لِمِائَةِ امْرَأَةٍ كَقَوْلِي لِامْرَأَةٍ وَاحِدَةٍ
“Sesungguhnya aku tidak mau berjabat tangan dengan kaum wanita. Hanyalah ucapanku kepada seratus wanita seperti ucapanku kepada seorang wanita.” (HR. Malik 2/982/2, An-Nasa`i dalam ‘Isyratun Nisa` dari As-Sunan Al-Kubra 2/93/2, At-Tirmidzi, dll. Lihat Ash-Shahihah no. 529)
Dari hadits-hadits yang telah disebutkan di atas, jelaslah larangan berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram. Karena seorang lelaki haram hukumnya menyentuh atau bersentuhan dengan wanita yang tidak halal baginya. Al-Imam Asy-Syinqinthi rahimahullahu berkata, “Tidaklah diragukan bahwa sentuhan tubuh dengan tubuh lebih kuat dalam membangkitkan hasrat laki-laki terhadap wanita, dan merupakan pendorong yang paling kuat kepada fitnah daripada sekedar memandang dengan mata.7 Dan setiap orang yang adil/mau berlaku jujur akan mengetahui kebenaran hal itu.” (Adhwa`ul Bayan, 6/603)
Sebagian orang bila ingin berjabat tangan dengan wanita ajnabiyyah atau seorang wanita ingin berjabat tangan dengan lelaki ajnabi, ia meletakkan penghalang di atas tangannya berupa kain, kaos tangan dan semisalnya. Seolah maksud dari larangan jabat tangan dengan ajnabi hanyalah bila kulit bertemu dengan kulit, adapun bila ada penghalang tidaklah terlarang. Anggapan seperti ini jelas batilnya, karena dalil yang ada mencakupinya dan sebab pelarangan jabat tangan dengan ajnabi tetap didapatkan meski berjabat tangan memakai penghalang.
Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata, “Tidak boleh berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram, baik si wanita masih muda ataupun sudah tua. Dan sama saja baik yang menjabatnya itu anak muda atau kakek tua, karena adanya bahaya fitnah (ujian/cobaan) yang bisa didapatkan oleh masing-masingnya.”
Asy-Syaikh juga berkata, “Tidak ada bedanya baik jabat tangan itu dilakukan dengan ataupun tanpa penghalang, karena keumuman dalil yang ada. Juga dalam rangka menutup celah-celah yang mengantarkan kepada fitnah (ujian/cobaan).”
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu mengatakan, “Segala sesuatu yang menyebabkan fitnah (godaan) di antara laki-laki dan perempuan hukumnya haram, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada fitnah wanita.”
Tidaklah diragukan bahwa bersentuhannya kulit laki-laki dengan kulit perempuan akan menimbulkan fitnah. Kalaupun ada yang tidak terfitnah maka itu jarang sekali, sementara sesuatu yang jarang terjadinya tidak ada hukumnya sebagaimana dinyatakan oleh ahlul ilmi. Sungguh ahlul ilmi telah menulis permasalahan ini dan mereka menerangkan tidak halalnya laki-laki berjabat tangan dengan wanita ajnabiyah. Inilah kebenaran dalam masalah ini. Berjabat tangan dengan non mahram adalah perkara yang terlarang, baik dengan pengalas atau tanpa pengalas.”
Beliau juga mengatakan, “Secara umum, tergeraknya syahwat disebabkan sentuhan kulit dengan kulit lebih kuat daripada sekedar melihat dengan pandangan mata/tidak menyentuh. Bila seorang lelaki tidak dibolehkan memandang telapak tangan wanita yang bukan mahramnya, lalu bagaimana dibolehkan ia menggenggam telapak tangan tersebut?” (Fatawa Al-Mar`ah Al-Muslimah, 2/541-543)
Demikian masalah hukum berjabat tangan antara lelaki dan wanita yang bukan mahram. Disadur dari http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=585. itu jika hanya disandarkan pada satu perkara yang paling banyak diremehkan orang, secara logika laki2 yang menjabat tangan wanita – apalagi cantik berdasarkan kriterianya – akan menatap wajah cantik itu dan didalam hatinya dia akan terkagum2 dengan kecantikan dan juga dengan kehalusan tangan+kemulusan kulitnya, dsb…ya akhi ya ukhti, disitulah zina dimulai yang bukan tidak mungkin akan berlanjut pada tahap berikutnya dengan bantuan setan laknatullah.itu hanya perkara berjabat tangan…bagaimana dengan perkara ciuman yang dipertontonkan di film ayat-ayat cinta? ya akhi ya ukhti…sadarlah…itulah yang disebut tipu daya setan laknatullah, dia membuat indah dimata kita sesuatu yang merusak.

sebagai penutup saya sampaikan kepada pihak2 yang selama ini mengiklankan film ayat-ayat cinta bertemakan dakwah islam, dan kepada akhi dan ukhti sekalian jangan lagi menginjakkan kaki kedalam bioskop untuk mengeluarkan uang hanya untuk melihat  zina…lebih enak nikah loh…mulai dari proses akad nikah sampai malam pertama dan malam2 selanjutnya 🙂 setiap sentuhan kulit yang didsarkan pada niat untuk beribadah kepada Allah Ajja wajalla untuk mendapatkan keturunan supaya melahirkan mujahid dari rumah kita dan tentu saja supaya menyalurkan nafsu pada lawan jenis secara haq bukan secara zina, maka bertaburanlah pahala saat itu juga; bahkan setan pun akan manyun:-) tidak perlu nonton film ayat-ayat setan…buatlah sendiri ayat-ayat cinta dengan suami/istri tercinta kalian dan jika sempat datangi dengan keluarga kalian ta’lim2 yang membahas ayat-ayat cinta Alla Ajja Wajalla kepada makhluknya (tapi, pilihlah ta’lim yang benar, ta’lim yang membahas islam; Al Quran dan Al Hadis berdarkan periwayatan yang shohih dari Nabi SAW, berdasarkan Khulafaur Rasyidin, berdasarkan para sahabat Ridwanul Ajmain, berdarkan para imam yang mendapat petunjuk untuk mempertahankan keaslian islam sesuai dengan apa yang dulu didakwahkan oleh para Nabi dan Rasul terutama Nabi Muhammad SAW)…itulah ayat-ayat cinta sesungguhnya:-)
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.

33 Tanggapan to “Ayat – Ayat Cinta = Ayat – Ayat Setan”

  1. Reza Primardiansyah Says:

    Dan antum menulis itu semua hanya berdasar “katanya” atau dari khayalan antum semata ? Antum bahkan tidak mau menontonnya, yang dengan begitu antum tidak tahu adegan apa saja yang tidak diangkat ke film, dan langsung menjustifikasi ? Tidakkah ini terlalu gegabah ? Begitu serampangannyakah antum langsung menuduh ini film zina (atau ada proses zina dalam pembuatannya), padahal Rasul saw sudah menyatakan batasan yang ketat tentang zina, “seperti masuknya (tali) timba ke dalam sumur”.

    Akhi fillah, ana khawatir antum sedang mempermalukan diri sendiri.

    Assalamualaikum, sumber cerita dari isi film “ayat2 setan” ad. temanku juga yg menonton film tsb, juga penggalan iklan film tersebut di iklan TV, sekarang coba antum jawab:ada adegan ciuman yg dilakukan pemeran utama pria kepada pemeran perempuan yg perempuan itu sedang tergolek di tempat tidur…kan? apakah ketika ciuman itu terjadi mereka mahrom nikah / suami-istri secara hukum nyata? jawab itu dulu baru bawakan saya hadis, jangan menghina hadis Nabi…org seperti antum orang munafik, bawakan hadis Nabi tapi tak mau menegakkan yg Al Haq…Zina terjadi didepan mata tapi dibenarkan dengan alasan dakwah…itu dakwah setan laknatullah dan antum dengan gaya bicara antum pasti pengekor setan laknatullah…belum lagi model pakaian hijab pemeran perempuan yg menutup muka…antum coba cari dari hadis apakah sudah syar’i? menutup muka tapi dahi perempuan itu terbuka+roknya bagian bawah diatas mata kaki…itu pakaian yg sesuai sabda Nabi SAW…berpakaian tapi telanjang…antum jgn bawa hadis tapi ndak tau tafsiranya…orang seperti antum yg merusak umat.wassalam
    baca tulisanku ayat2 cinta = ayat2 setan dengan lengkap jgn sepotong2
    adis yg antum bawakan itu shahih ato tidak, dikitab mana terdapat? jgn hanya mengutip yg katanya hadis tapi ternyata bukan…berikan saya periwayatannya atau minimal dari kitab mana antum dapat, bukan kitab fiqih tapi yg saya tanya kitab hadis yg enam kitab…bukhari, muslim,

  2. Teguh Prihattanto Says:

    ana setuju dengan antum akh .. 🙂

  3. 4j4x Says:

    Yah kalau melihat dari sudut pandang yang ini mungkin anda bisa tidak setuju.
    Tetapi coba lihat dari sudut pandang yang berbeda.
    Memang untuk pembuatan film ini dari segi pemerannya bukan muhrim, namun ambillah sisi positifnya (inti dari ceritanya).

    Untuk pembuatan film ini sendiri sebenarnya Kang Abik sendiri awalnya kurang setuju karena bisa mengurangi maknanya.

    Dan lagi jangan terlalu menghujat sesuatu seolah-olah itu teramat jelek dengan kata-kata yang pedas. Film sendiri memang amat lekat dengan hal-hal yang seperti ini. Jika memang tidak suka dengan filmnya, tidak usah ditonton.

    Saya sendiri secara pribadi tidak terlalu menyukai filmnya, karena isi dari film tersebut masih jauh dari novelnya. Tapi paling tidak dibandingkan film-film kampung dan menyesatkan seperti pocong kuntilanak dsb, film ini berisikan pesan agama (sudut pandang yang berbeda).

    Walaupun memang benar apabila dilihat dari sudut pandang pemeran itu tidak benar. Tapi film-film lain lebih parah bukan? sudah pemerannya bukan muhrim isi pesannya hanya ke arah sex, lelucon, dan hal vulgar lainnya.

    Saya sendiri tidak suka ke bioskop (hanya sekali dan itu pun ketika SMP.. lugu2nya ;-P)

    Anda bisa protes tentang filmnya tetapi jangan langsung ditulis menjadi ayat-ayat setan.
    Itu berkesan bahwa novelnya pun berisikan tentang ayat-ayat setan.

    Wallahu a’lam bish-shawab.

  4. ArRuhio Says:

    Assalamu’alaikum Warohmatullohi wabarokaatuh

    Bismillahirrohmanniroohim………….

    Saya cukup kaget dan tidak menerima dengan klaim anda bahwa label “ayat-ayat cinta” yang sedang digandrungi khalayak banyak anda katakan sebagai “AYAT-AYAT SETAN”. Sebelum saya menyampaikan komentar mengenai hal tersebut, saya ingin tanya pada anda, “Apakah anda sudah membaca novel ayat-ayat cinta? (baca dulu ya sebelum komentar, apalagi itu komentar yang sangat buruk dan tidak dewasa)”.

    Jika kita menilik ke belakang khususnya mengenai novel Indonesia, maka anda akan menemukan novel yang berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wick”, karangan HAMKA. JIka kita membandingkan kedua novel ini, pasti kita banyak menemukan kesamaan khususnya perihal percintaan. Namun ada juga perbedaan yang cukup mencolok, yaitu sisi religius yang ingin disampaikan pengarang. Pada novel ayat-ayat cinta, sisi religiusnya sangat menonjol (hikmah, istiqomah, hidayah, muroqobah etc) dari sisi ini para pembaca akan mempunyai reaksi pada dirinya sebagai berikut:h
    1. Menyesali diri telah berlakuu dosa
    2. Merasa malu
    3. Menjadikan semangat yang luar biasa
    intinya akan membawa reaksi positif pada setiap pembacanya, walaupun tidak disampaikan dengan dalil-dalil Al-Qur’an secara langsung, namun isinya merupakan buah dari pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengaplikasian keislaman yang kaaffah.

    Apakah dengan alasan ini tidak cukup untuk membuat anda merubah vonis anda pada ayat-ayat cinta, menjadi ayat-ayat cinta kembali, bukan ayat-ayat setan.
    “INGAT WALAUPUN EMAS ITU KELUAR DARI KOTORAN KERBAU, HARUS KITA AMBIL”

    Jadi HAMKA saja yang seorang ulama besar menyampaikan dakwahnya melalui kisah cinta romantis, karena kalau kita tidak lupa, pemuda itu sangat penting untuk perubahgn. Apakah anda juga lupa seorang Sunan Kalijaga menyampaikan dakwahnya menggunakan seni.

    Kalau anda memvonis dengan dakwah ini salah, maka anda juga menyalahkan kedua tokoh Islam yang saya sebutkan di atas. Apakah kita pantas menyalahkan mereka?kecuali anda telah merasa mempunyai konstribusi yang besar untuk kemajuan Islam di Indonesia khusunya atau anda merasa setara.

  5. ase Says:

    capek deh.. alon2 pak de, masyarakat yg imannya morat marit harus disuapi dakwah ukuran sendok teh dulu jangan ukuran sekop pasir, alhasil dower tuh mulut, tapi terima kasih sudah mengingatkan

  6. bhismy Says:

    setuju !!..pada awalnya itu yang terlintas dalam benak saya..tapi entah kenapa godaan untuk melihat film tersebut begitu besar !!.. yang akhirnya fatal !!..
    NONTON juga..duh Gusti…hampura abdi…

  7. Radclife Says:

    sangat parah judul tulisan anda

    “Ayat – Ayat Cinta = Ayat – Ayat Setan” ???

    well..saya bukan Muslim, tp menjadi sangat tertarik pada islam setelah melihat film ini dan saya dapat melihat hampir 75% penonton pd malam itu adalah non muslim. Pandangan saya sendiri tentang islam yg selama ini sangat buruk tiba2 berubah.

    Saya harap Anda dapat mempertimbangkan kembali judul tulisan anda ini.
    terimakasih.

  8. Ronny Scholarship Says:

    Yah terserahlah orang ngomong apa aja.
    Boleh setuju boleh tidak setuju.
    Blog adalah tempat paling demokratis untuk mengaspirasikan pikirannya.
    Yang penting ikhlas… bukan karena ingin dipuji! hehehe

    http://scholarships.warnetnews.com/

  9. YonY23 Says:

    :-))…insya Allah…amin

  10. dedenf Says:

    saya rasa anda tidak terlalu suka dengan Film, which is ok.
    mungkin penggambaran setelah menjadi “halal” itu yang anda tidak setuju, dengan digambarkan si lelaki sudah bisa bersentuhan dengan si wanitanya.
    IMHO

  11. YonY23 Says:

    secara umum saya tidak setuju bahwa film seperti ayat2 cinta, dan atau yang sejenisnya yang akan beredar nanti di letakkan dalam bingkai dakwah islam, karena film2 tersebut menunjukkan secara jelas ke batilan dakwah setan misalnya sentuhan antara laki2 dengan perempuan yang bukan mahrom (pernikahan palsu yg terjadi dalam film tidak membenarkan bolehnya sentuhan), yang perempuan tidak menggunakan hijab (jangan keliru dengan model jilbab yang dipakai perempuan yang bercadar tapi kemulusan kulit jidatnya tetap kelihatan), dll …semoga anda muslim dan terbiasa atau sudah mengerti dengan beberapa istilah yang saya pakai dalam tulisan tersebut dan tulisan ini

  12. shai Says:

    Benar kata-katamu.. Sebab itu saya lebih prefer membaca novelnya dari menonton filemnya..

  13. YonY23 Says:

    tapi alangkah indahnya jika (jika anda muslim) more prefer read The Holy Al Quran

  14. Saif Says:

    Assalamu’alaikum,
    Ana sangat setuju dengan pendapat antum akhi Yony, hari demi hari mereka makin menjauhi Al Qur’an dan Assunnah.
    Wassalam,
    “Akhukum fil makkah”

  15. YonY23 Says:

    Wa’alaikumussalam warahmatullohi wabarakaatuh
    jazakallahu khairan…syubhat keindahan film itu sangat keras sehingga semakin banyak film lanjutan sejenisnya…semoga mereka yang membuat dan akan membuat film bisa sadar:-)

  16. Rustam Al_mustafa Says:

    Bener jaang……….
    eta akang satuju pisan!!!
    aya nu lewih ekstrem teu???
    coba aya bacaan teh nu eucreug, nu teu ka ismean ku imperialis?

  17. YonY23 Says:

    afwan akh rustam al mustafa…ana gak “mudeng” dengan bahasa sunda…2 awalnya sih paham azza tapi yang 2 terakhir gak paham…tapi yang ana paham, antum paham dan tidak setuju dengan kebatilan dakwah setan dalam film ayat2 cinta dan sejenisnya, yang memberikan label film islami tapi mudaratnya naudzubillah:-)

  18. wieta Says:

    Nama nya Juga Film……. Kembali ke diri masing2 aja bagaimana menelaah nya……

  19. YonY23 Says:

    memang begitulah adanya…hanya saja ana pribadi memiliki tanggung jawab moral sebagai seorang thallabul ilm (penuntut ilmu/pelajar) tapi tidak dalam rangka menggurui, memberitahukan masyarakat islam luas…hal2 yang bathil/jahat tapi terselubung label islami dan atau hal2 yang haq/benar (sesuai dengan Al Quran dan sunnah berdasarkan pemahaman para salaf) tapi di pojokkan sebagai hal yang bathil…untuk hidayah, apakah tulisan ana ini mampu menyadarkan pembacanya tergantung urusan Allah ajja wa jalla semata.

  20. yuli Says:

    Kalo film/sandiwara, musik di boleh-kan dalam Islam, tentu teladan kita “Muhammad Rasululloh” telah mndahului dalam mengajarkan,
    TAPI sayang FILM, SANdiwara, Musik adalah jalan-jalan “Syaiton yang terlaknat”.

    Kalo sekedar pendapat semua orang bisa berpendapat,

    Islam agama wahyu dari langit, dari Alloh, BUKAN agama wangsit atau loGika.

    Semoga, Alloh memetapkan dan meneguhkan ana, antum(YonY23) dan keluarga kita dalam jalan Al-Qur’an dan As- sunnah.

  21. YonY23 Says:

    amin…amin…amin…tetap tegakkan sunnah (of course the shahih) walaupun itu menjadikan kita terpaksa memegang bara api…barakallahufiikum

  22. alfian ITN Says:

    Assalamu’alaikum.

    alfian : Ayat-Ayat Cinta http://www.klix-itn.com

    Ana, juga ngk setuju kalo FILM itu diberi label FILM ISLAMI, coz ngk islami bgt. (jangan tertipu dengan ucapan wapres Jusuf Kala si sombong itu dgn pendapatnya yg memberikan up+ pada FILM AAC).
    Malah mencitraburukkan ISLAM, bagaimana ngk, masak seorang Ust. mukul hanya karena kalah debat dgn seorang murid kesanyangan syeh dari kampus terkenal “ISLAM dicitrakan cuman kekerasan & ngk pikir panjang untuk diskusi”.
    Menurut pengamatan ana, sejak FILM tsb keluar beberapa bulan lalu, siswa dari SD sampai Mahasiswa mengalami penurunan pada akademisinya, pada umumnya suka melamun habiz nonton FILM tersebut.
    Yang ana tau mesir bukan negara islam, tapi sekuler Puoll…

    ITN End about Ayat-Ayat Cinta

  23. YonY23 Says:

    Wa’alaikumsalam…yup…mesir negara penghasil (lewat universitas al azhar) ustad2 perusak kaidah2 dakwah Nabi…walaupun disana tetap ada dakwah Al shahih Ahlus sunnah wal jamaah…dan memang islam yang datang dari mesir, dari beberpa sisi kelihatan indah sehingga orang awam bisa tertipu padahal menyimpang dari manhaj Dakwah Nabi…jadi kalau sekarang banyak yang melamun berarti dakwah iblis saat ini menag…Naudzubillahiminzalik…insya Allah ada saatnya dakwah Ahlus sunnah wal jamaah Dakwah manhaj Nabi akan menang…amin

  24. ila Says:

    anda awal2 lagi sudah kata ” tidak menontonnya”, jadi anda tidak layak memberi komentar tentang apa yang anda tidak tahu. anda bodoh.

    • yau Says:

      kayaknya si ila yg BODOH deh…kalo sy bilang saya tahu di belanda itu ada kincir angin..padahal sy gak pernah ke belanda…satu kebodohan ila terbukti secara ilmiah empiris…satu lagi jika saya bilang dulu yg menyebarkan islam itu namanya Nabi Muhammad SAW padahal sy gak pernah ketemu…atau saya bilang dulu islam pernah berkuasa 3/4 di atas bumi ini dengan damai padahal saya tidak hidup di zaman itu…makanya kalo komen itu pake ilmiah jangan nafsu…apa yg di tulis oleh admin di atas bisa di ketahui : 1. media massa yg melakukan review baik media massa umu atau media massa khusus islam 2. dari cerita teman2 yg telah menontonnya.

  25. guruh Says:

    tujuan film itu mungkin ada sisi positifnya jg, menurut yang beranggapan demikian.
    tapi kita harus ingat bahwa dalam mencapai suatu kemaslahatan itu harus ditempuh dengan cara- cara yang benar. kita tidak bisa mencampuradukan yang haq dengan yg bathil.
    “INGAT”
    Baik tidak selalu benar, Tapi Benar sudah pasti Baik.


Tinggalkan Balasan ke Ayat-ayat Cinta: A romantic Indonesian movie, beautifully executed - Hendy’s Lifesaving Tips Batalkan balasan